Mengulas Film Puss in Boots: The Last Wish

Puss in Boots: The Last Wish (2023) merupakan film animasi kedua setelah film terdahulunya Puss in Boots di tahun 2011. Diarahkan oleh Joel Crawford, spin-off dari franchise Shrek rilisan DreamWorks ini dibintangi Antonio Banderas (Puss), Salma Hayek (Kitty Softpaws), Harvey Guillén (Perrito) dan Florence Pugh (Goldi). Gak nyangka! film petualangan si kucing oren ini ternyata seseru dan semengharukan itu. 

The Last Wish bercerita tentang konon katanya terdapat legenda bintang ajaib yang bisa mengabulkan satu permintaan. Puss sang pemberani tak sadar bahwa dia sudah kehilangan delapan dari sembilan nyawanya, dia dihadapkan dengan sosok serigala 'malaikat penyabut nyawa' yang berhasil membuat Puss takut tak karuan. Untuk mengembalikan 9 nyawanya, Puss memulai petualangannya untuk mendapatkan bintang sakti, namun harus bersaing dengan Goldi keluarga beruang, Jack Horner, dan Kitty Softpaws.

Film berdurasi 1 jam 40 menit ini menampilkan sajian visual yang memanjakan mata. Detail di karakternya diperlihatkan dengan tajam seperti helai bulu, skintone, dan efek visual lainnya. Gaya animasinya mirip-mirip Spider-Man Into the Spiderverse (2018), ada beberapa adegan yang terlihat seperti panel komik terutama di adegan actionnya, seperti adegan berkelahi lalu slow-mo dibarengi background yang berubah. Itu keren banget.

Bicara soal kualitas gambarnya emang bukan main, boleh di adu dengan Spider-Man Into the Spider Verse dari Sony, Encanto dari Disney, Despicable Me dari Illumination. Kalau head to head sama film Pixar masih jauh better film Pixar in my opinion. Film Pixar budgetnya super tinggi, film terbarunya aja Lightyear (2022) abis 200jt US Dollar. Jauh dari The Last Wish dengan budget 90jt US Dollar, dua kali lipat.

Anyway, Puss in Boots: The Last Wish bagi gua pantas masuk ke film animasi favorit tahun ini, eh bukan, film favorit secara general tahun ini. The Last Wish punya paket lengkap untuk seukuran film animasi. Lucu filmnya, bukan cuma karakternya yang lucu, tapi isi lawakannya juga. Selain itu ada sequence musikal kayak studio film sebelah, banyak adegan action yang mendebarkan hati, juga drama-drama yang menyentuh serta fan service yang memanjakan fanboy Shrek. Pokoknya nonton film ini bisa bikin bahagia.

Sangat cocok ditonton untuk anak-anak. Gak perlu takut buat orang tua diluar sana ingin melempar film ke anaknya meskipun isinya lumayan berat. Berat bagaimana? Film ini sajian ceritanya seru, padat dan terstruktur dengan rapi namun sedikit dark. Di awal film ketawa-ketiwi, sampai datangnya sosok srigala 'pencabut maut' yang menakutkan. Merubah tone film dengan fluid dari yang tadinya fun menjadi suram. Sesuatu yang jarang gua rasakan terlebih menonton film animasi.

Subplot pada tiap kelompok karakter ditulis matang, termasuk development karakternya. Berhasil menarik simpatik penonton. Bahkan isu yang diangkat pada dasarnya suram dan kelam. Kurang begitu asyik buat anak-anak, tapi untuk audiens dewasa, film ini mampu menggetarkan hati. Pasalnya cerita utamanya berbicara soal kematian yang ada didepan mata. Apa yang bakal Lo lakuin jika menghadapi maut didepan mata? Apa akan kabur seperti Puss?

Tentunya maut disini bukan cuma berarti nyawa. Maut tidak bisa kita hindari, maut disini bisa foreshadowing sebagai challenge kehidupan, kita bisa memilih antara pasrah dengan keadaan, atau lari dan kabur menjauh dengan keadaan, atau menghadapinya. Anak-anak sepertinya tidak akan notice betapa dalam dan gelapnya cerita di film ini. Akan tetapi film ini juga terdapat nilai kekeluargaan dan pertemanan yang penting untuk diketahui, wait no, penting untuk disyukuri.

4,3/5 ⭐️

Posting Komentar untuk "Mengulas Film Puss in Boots: The Last Wish"