Review Black Adam (2022) Agak Lain Film DC yang Satu Ini


Black Adam (2022)
akhirnya tayang sejak 19 Oktober kemarin di layar lebar favorit kalian. Yang mana berhasil membuat gua terkagum-kagum akan aspek visual dan penampilan tiap karakter difilm ini. Saat berjalan keluar studio gua suka senyum-senyum sendiri mengetahui DC punya film megah yang bukan cuma menghibur tapi berpotensi mempunyai nilai jual yang tinggi sehingga besar kemungkinan akan ada sekuelnya. 

Sutradara Orphan (2009) Jaume Collet-Serra ditunjuk untuk memimpin jalannya film ini. Ditulis oleh Adam Stzykiel, Rory Haines, dan Sohrab Noshirvani. Black Adam dibintangi oleh Dwayne Johnson, Aldis Hodge, Noah Contineo, Quintessa Swindel, Sarah Shahi, dan sang legenda Pierce Bosnan.

SINOPSIS

Film dengan satu credit scene ini memiliki jam tayang selama dua jam. Menceritakan tentang origin story Black Adam. Sebelum doi dipanggil Black Adam, doi hanya seorang manusia biasa bernama Teth Adam. Dahulu kala ada satu peradaban di kota bernama Khandaq, dipimpin oleh raja Ahk-Ton yang keji. Di Khandaq, terdapat satu material batu murni langka dan berharga yang cuma ada di Khandaq, batu itu bernama Eternium. Mengetahui hal itu, raja Ahk-Ton memperbudak warganya mencari batu Eternium. Batu itu nantinya akan digunakan untuk menempa sebuah mahkota Sabbac yang mana memiliki kekuatan yang luar biasa kepada si pemakai mahkota tersebut. 


Teth Adam, pemuda Khandaq berontak dan ingin bebas dari perbudakkan. Hingga ia ditangkap dan hendak di eksekusi mati. Sesaat sebelum dieksekusi, ia dipanggil dan terpilih untuk mewarisi kekuatan sihir Shazam. Disaat yang bersamaan, mahkota Sabbac sudah ada di tangan raja Ahk-Ton. Teth Adam datang dan melawan raja Ahk-Ton yang mengakibatkan runtuhnya istana kerajaan dan juga kota Khandaq.

Akibat kelakuannya, para penyihir agung menilai salah memilih champion atau jawara. Lalu penyihir agung memusnahkan jawara pilihannya. Hingga 5000 tahun kemudian, dia bangkit di dunia modern yang mana Khandaq telah berubah. Terbangun dari tidurnya, Teth Adam menjadi pahlawan dengan caranya sendiri yang mana tak mempunyai aturan moral. 

Ia dibangkitkan oleh Adriana Tomaz, seorang arkeolog yang sedang dalam misi pencarian mahkota Sabbac bersama Ishmael. Dalam pencariannya, mereka menemukan mahkota Sabbac, namun dipergok oleh sekumpulan orang bersenjata tajam bernama Intergang. Intergang memaksa untuk menyerahkan mahkota tersebut atau mati. Adriana mengucapkan spell yang membangkitkan Teth Adam dari tidurnya. 

Keberadaan Teth Adam terdeteksi oleh liga pahlawan super yaitu Justice Society of America. Hawkman, Dr. Fate, Cyclone, dan Atom Smasher terbang ke Khandaq untuk menawan Teth Adam. Tentu saja dia menolak dan baku hantam antara Teth Adam melawan JSA tak terhindarkan.

Singkat cerita, dia melawan JSA dengan susah payah, lalu anak Adriana diculik oleh Intergang karena mereka memegang mahkota Sabbac dan ingin menukar nyawa anaknya dengan mahkota itu. Teth Adam dan JSA bekerja sama dan menghabisi semua personil Intergang. Namun sayang mahkota Sabbac telah diaktifkan dan orang yang memegang mahkota itu menjadi jawara Sabbac. Sabbac pun bangkit menghancurkan kota dan juga merebut tahta raja di Khandaq.

SPOLER REVIEW!


Bagi gua, cerita film ini agak susah dicerna, buktinya gua payah nulis sinopsisnya film ini wkwkw. Entahlah, benang merah cerita pada film ini tertuju pada Black Adam, JSA, dan mahkota Sabbac. Tapi berasa kompleks aja ceritanya, kagak selesai-selesai. Banyak hal yang harus dilalui untuk mengenalkan Black Adam menuju Sabbac. Ada JSA lah, penglihatan Dr. Fate lah, Teth Adam harus ditahan lah, dan banyak lagi rangkaian cerita naratif yang perlu kita lewati bersama-sama.

Gua sebenarnya suka dan gak ada masalah dengan film yang menyajikan cerita rumit. Tapi difilm Black Adam terasa berbeda. Gua suka dengan semua karakter yang ada difilm ini. Black Adam sudah pasti, anggota Justice Society Hawkman, Dr. Fate, Atom Smasher, Cyclone, Adriana, Amon, Sabbac, sampai Intergang pun gua suka. Karakter pendukung gak kalah menarik dengan karakter utama pada film ini. Meskipun screen time mereka kurang banyak, penampilannya berhasil buat gua jatuh cinta sama karakternya.

Kostum yang digunakan luar biasa keren. Gak ada komplain, ciri khas tiap karakter kuat dengan kostum yang digunakan. Black Adam walaupun kostumnya udah 5000 tahun usianya, tetap masih sedap dipandang di zaman sekarang. Kostum Dr. Fate ditambah karisma sang aktor legenda, wah ngedip sama dengan rugi. Kostum Hawkman dengan sayap besarnya yang bold, jantan dan elegan. Termasuk kostum Atom Smasher dan Cyclone yang gua suka sama kombinasi warnanya. Solid 5/5.

Dari aspek visual gua cukup puas. Banyak adegan yang memerlukan penggunaan olah komputer yang rumit. Lingkungan kota fiktif Khandaq yang cukup meyakinkan, pertarungan dengan karakter CG yang epik, ledakan dimana-mana dan jurus Dr. Fate yang indah dipandang. Gua suka. Tapi masih ada beberapa adegan yang kurang mulus polesan CGnya, lu pasti notice.


Nyambung dari aspek visual, jualan utama film ini adalah adegan pertarungan yang epik dengan skala massive. Hampir sejajar dengan Man of Steel (2013) tingkat kekacauannya. Visual yang bagus dibantu dengan koreografi pertarungan yang kreatif, film ini dijamin gak mengecewakan penonton. Bagi Lu yang suka film tanpa basa-basi dan langsung ke adegan yang memacu adrenalin pasti suka dengan sajian sequence action di film Black Adam (2022). Kedip = rugi.

3 Hal yang terasa kurang bagi gua di film ini. Cuman gua ngerti pasti di cut adegannya. Mungkin adegannya brutal, biar tetap mempertahankan rating PG13nya. Atau emang sengaja di cut biar jam tayangnya ramping. Pertama adegan Teth Adam dipenjara oleh para penyihir agung. Gua rasa adegannya pasti lebih lama, dari keenam penyihir agung hanya The Wizard (Djimon Hounsou) yang bertahan. Itu menandakan Teth Adam sebenarnya kuat dan mampu melawan penyihir agung. Sayang banget kan adegan pertarungan mereka di hapus. 

Kedua, potensi Eternium yang diawal digadang-gadang menjadi satu properti film yang berkontribusi penting disepanjang film. Kalau dibandingin contohnya seperti Vibraniumnya Wakanda. Eternium disini hanya disinggung diawal film doang, sisanya gak dipake lagi itu resourcesnya. Yang jelas Eternium selain mineral langka, Eternium juga menjadi kelemahan Black Adam.

Dan ketiga, diakhir film yang mana adegan kebangkitan Sabbac yang menurut gua doi muncul cuma jadi "samsak". Doi habis dihajar oleh Dr. Fate, Black Adam dan Hawkman. Kemunculan Sabbac tidak begitu semenyeramkan dan menakutkan yang dikira.

FORMULA KHAS FILM DC MASIH DIPAKAI


Film DC mulai dari animasi, series, sampai live action layar lebarnya selalu menerapkan formula khasnya, yaitu menyisipkan cerita teror masa depan yang suram. Contoh di film Man of Steel, adegan planet bumi akan hancur jika Krypton dibangun diatasnya. Di film Batman V Superman, kita diperlihatkan masa depan bumi yang gersang dan Darkseid berhasil menginvasi bumi. Di Zack Snyder's Justice League, sama dengan BVS, namun banyak karakter favorit mati ditangan Darkseid.  

Di film Black Adam pun begitu, Dr. Fate mampu melihat masa depan. Masa depan yang ia lihat sangat meresahkan. Dunia akan terbakar dan temannya akan mati. Formula seperti ini sebenarnya gua suka dan sah-sah saja digunakan, selagi treatmentnya berhasil menakuti penonton. 

PLOT TWIST YANG LUMAYAN MENGEJUTKAN

Diceritakan King Ahk-Ton yang menyebabkan kota Khandaq hancur karena mahkota sialannya, lalu Teth Adam lah yang berhasil mengalahkan King Ahk-Ton. Menyebabkan Khandaq runtuh mengubur kota dan juga dirinya didalamnya. Padahal yang terjadi sebenarnya adalah berkat anaknya, Hurut. 

Hurutlah yang memberontak rezim kuasa dari King Ahk-Ton. Hingga dianggap layak dijadikan champion atau jawara oleh penyihir agung dan mendapatkan kekuatan Shazam. Selama Hurut menghilang, tentara Ahk-Ton membunuh keluarganya, ibu dan ayahnya. Namun beruntung Ayahnya sekarat dan mampu mentransfer kekuatan Hurut ke Ayahnya hanya dengan mengucapkan kata "SHAZAM".

Teth Adam sembuh, namun Hurut kembali menjadi manusia biasa. Diwaktu yang sama, tiba-tiba anak panah menancap didada Hurut. Dan Hurut pun tak terselamatkan. Teth Adam diselimuti amarah dan dendam hingga kekuatannya tak terkontrol membunuh King Ahk-Ton dan juga meruntuhkan istana Khandaq dengan kekuatan geledeknya. Dianggap salah memilih jawara, Teth Adam dipenjara oleh penyihir Agung.

Jadi, yang menjadi pahlawan sebenarnya adalah Hurut, bukan Teth Adam. Karena gerakannya yang menginspirasi banyak warga Khandaq untuk bangkit dan menolak untuk ditindas.

Pelintiran plot diatas rasanya mudah sekali ditebak. Karena sudah ada bocoran diawal film bahwa JSA mempunyai akses arsip sejarah yang valid dibanding dongeng masyarakat Khandaq. Selain itu ada twist lain. Yaitu teman kerja Adriana Tomaz, Ishmael ternyata keturunan Raja Ahk-Ton. Ia berhianat dan satu sosok petinggi di Intergang.

PG13 YANG SADIS

Koq bisa ya, film dengan rating 13 tahun banyak adegan membunuh orang dengan sadis. Black Adam di film ini gak keitung udah membunuh berapa manusia. Ada yang disetrum sampai sisa tengkorak, dilempar ke langit, kena granat, dilempar roket, dan lain-lain. Bahkan sampai membunuh Sabbac dengan membelah dua badannya. Gila, agak lain emang film superhero yang satu ini.

Itu menandakan sebenarnya sineas film bisa dan mampu membuat adegan berkelahi tingkat tinggi nan sadis dengan menekan rating serendah mungkin. Yuk Marvel bisa bikin adegan baku hantam yang gak sekali tonjok musuhnya langsung pingsan.

KESIMPULAN


Film yang berhasil memacu detak jantung penonton berdebar kencang dengan sajian aksi yang menggelegar, epik, dan skala kehancuran yang massive. Visual sedap dipandang, cerita kompleks, plot twist yang lumayan, aksi nonstop yang luar biasa keren menjadikan film Black Adam berhasil masuk jajaran film superhero favorit versi gua. Layak ditonton.

Solid 4/5 ðŸŒŸ

Posting Komentar untuk "Review Black Adam (2022) Agak Lain Film DC yang Satu Ini"