Review Death on the Nile (2022) Rapi Filmnya, Takjub Endingnya

Pengalamanku menonton film Death On The Nile sangatlah menyenangkan. Berangkat ke Cinepolis tidak tau mau menonton apa. Lalu melihat posternya yang begitu menarik perhatian karena ada Gal Gadot tentunya. Tanpa berfikir panjang lebar langsung gas nonton.

Menonton dengan informasi yang minim (tidak menonton trailernya, baca beritanya) mengenai film ini membuat saya terkejut setelah selesai menontonnya. Kukira film ini isinya romansa antara Gal Gadot dengan Armie Hammer saja. Ternyata ini film misteri.

Film Death on The Nile diadaptasi dari novel bertajuk sama karya Agatha Christie, yang dirilis pada tahun 1973.

Disutradarai dan dibintangi Kenneth Branagh berperan menjadi detektif Hercule Poirot. Juga dimeriahkan oleh Gal Gadot, Armie Hammer, Emma Mackey, Tom Bateman, Annette Bening, Letita Wright, Russel Brand, Ali Fazal, Dawn French, dan Sophie Okonedo.

Film ini mengisahkan tentang misteri, konflik emosional, dan konsekuensi mematikan akibat cinta yang obsesif.

Berlatar tahun 1930-an. Film ini menceritakan detektif asal Belgia, Hercule Poirot, kebetulan ikut perjalanan ke Mesir bersama keluarga Doyle, dengan sebuah kapal pesiar yang glamor. Ketika rombongan pelancong itu mengarungi Sungai Nile, Linnet Ridgeway-Doyle (Gal Gadot), salah seorang penumpang yang tengah berbulan madu dengan pasangannya, Simon Doyle (Armie Hammer), ditemukan tewas mengenaskan. Kepalanya ditembak. Hercule Poirot pun segera melakukan penyelidikan dan penyidikan di atas kapal pesar itu untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan Linnet.

Film ini menyajikan pemandangan Sungai Nil yang indah. Bahkan berkali-kali kita diperlihatkan keindahan alam Mesir.

Cerita disampaikan dengan pelan namun pasti. Satu persatu detail sudah diperlihatkan sepanjang film berjalan, penonton dipaksa untuk fokus memerhatikan detail tersebut, agar momen konklusinya dapat kita rasakan.

Tapi sepertinya menonton dengan cara yang biasa juga dapat menikmati filmnya. Beruntung dibagian editing film ini cukup rapi. Editing film ini membantu penyampaian cerita, misteri dan teka-teki menjadi mudah dimengerti penonton.

Untuk mengungkap pelaku pembunuhan, Branagh sang sutradara berhasil membuat saya curiga kepada beberapa karakter. Artinya sang pelaku gagal saya tebak dan itu mind blowing. Mengetahui siapa pembunuhnya membuat mulut saya menganga terpaku diam sejenak untuk memprosesnya. Dan cara detektif menginvestigasinya pun seru, seolah-olah penonton ikut andil membantu detektif mengungkap misteri.

Film yang manis secara cerita, penokohan, dan juga visualnya yang eksotis. Bagi saya, film Death on the Nile masuk jajaran film detektif keren versi saya. Dan ternyata film ini adalah film sekuel dari Murder on the Orient Express (2017). Saya rasa untuk memahami film Death on the Nile tidak perlu menonton film pertamanya.

Death on the Nile sudah bisa kalian saksikan di Disney+ Hotstar yang mana cocok bagi kalian tipe penonton penyukax aksi, misteri, kriminal, detektif dengan ending yang mind blowing layaknya Sherlock Holmes, Knives Out, Searching, dan Partikelir haha.

4/5⭐ love it

Posting Komentar untuk "Review Death on the Nile (2022) Rapi Filmnya, Takjub Endingnya"