Review Film Ajari Aku Islam (2019)


Assalamu'alaikum WR WB, marhaban ya ramadan, selamat menjalankan ibadah puasa ramadan 1442 H.

Film film religi bagus buatan sineas Indonesia sudah banyak bertebaran di platform streaming bahkan Youtube (bajakannya), salah satunya film Ajari Aku Islam yang dirilis 2019 yang lalu.

Film yang disutradarai oleh Deni Pusung ini diangkat dari kisah nyata sang produser Jaymes Riyanto. Kolaborasi studio Retro Pictures dengan RA Pictures menunjuk aktor dan aktris Roger Danuarta dan Cut Meyriska menjadi tokoh utama.

Juga ada deretan pemeran terkenal lainnya seperti Asrul Dahlan, August Melasz, Miqdad Addausy, Elkie Kwee, Neni Anggraeni dan Shinta Naomi.

PERINGATAN ulasan film bergenre drama ini berisikan spoiler atau bocoran.

SINOPSIS

Ajari Aku Islam mengisahkan tentang Kenny Huang (Roger Danuarta) lelaki keturunan Cina yang jatuh hati kepada gadis muda muslimah bernama Fidya (Cut Meyriska). 

Kenny tertarik belajar Islam dan meminta Fidya (sebagai perantara) untuk membuatnya mencintai Islam sebagaimana Fidya membuat Kenny mencintai Fidya.

Konflik dimulai seiring tumbuhnya perasaan mereka terhadap masing-masing, seperti Kenny ternyata sudah mempunyai pacar bernama Chelsea Tan (Shinta Naomi), mereka hendak menikah namun Kenny tidak mencintainya. Dan Fidya bertemu cinta lamanya Fahri Hamzah (Miqdad Addausy) yang kembali ke Indonesia setelah menjalani studi S2 nya di Turki.

Dibalik embel embel Islam, apakah Kenny belajar islam bermaksud untuk mendekati Fidya alias modus? Well yess, but actually no. Kita bahas disini.

ULASAN

Dimulai dari kualitas gambarnya, film Ajari Aku Islam menyajikan gambar yang cukup bagus dengan tone warnanya yang cerah. Banyak gambar diambil dari sudut sudut yang beragam didukung set tempat dan aktrisnya yang cantik menghasilkan frame gambar yang cantik pula, seperti scene di masjid besar Al Mashun Medan.

Kualitas akting mereka diawal awal biasa aja cenderung membosankan. Betapa datarnya akting orang tua Kenny, Elkie (Koh Liang) dan Neni Anggraeni (Lina Huang). Akting cringe dan geli ditampilkan Shinta Naomi sebagai Chelsea Tan anak tunggal Koh Billy (August Melasz). Jika tujuannya memang seperti itu, Shinta Naomi berhasil membuat saya geli padanya.

Namun tulang punggung film ini ditanggung dua aktor utama ini, Roger dan Cut Meyriska. Roger memainkan karakter Kenny cukup baik. Cowok cool dengan beban pikiran yang ada dikepalanya tergambar jelas di film ini.

Cut Meyriska tampil salehah, anggun dan cantik, ditambah busana muslimah yang dipakainya, bawaannya saya kepingin ambil wudhu sekarang juga haha. Kredit kepada perancang busana pada film ini, well done. Peran Fidya sukses dimainkan Cut Meyriska walaupun motivasinya mencintai Kenny terasa dangkal tapi saya prihatin akan karakter ini. Alasan Fidya mencintai Kenny hanya karena dia baik, udah itu aja. Mendengar itu saya greget semua lelaki pada dasarnya baik, kenapa jawabannya gak karena dia baik dan tampan?. kesel

Satu lagi yang perlu diapresiasi, yaitu akting Asrul Dahlan sebagai ayah Fidya. Sejak sinetron Madun sampai di film ini, ekspresi Pak Dahlan ini emang cukup melotot aja sudah mengintimidasi saya dan aktingnya paling luwes diantara yang aktor lain.

APAKAH KENNY MODUS PADA FIDYA?

Menarik untuk dibahas dan langsung saya jawab, sepertinya iya tapi tidak juga

Sebelum mereka bertemu, diawal film digambarkan kedua orang tua Kenny sedang ibadah di kuil atau vihara. Lalu kamera bergerak ke Kenny menyorot ekspresi mukanya yang terlihat ragu dan entah apa yang ada di pikirannya dia pun keluar dari kuil tersebut.

Lalu dikejar deptkolektor, menagih hutang hingga terjadi kejar kejaran. Kenny pun lolos bersembunyi di dalam masjid dan judul film pun muncul dengan elegan dan cinematic.

Kenny bertemu dengan Fidya di lampu merah. Fidya sedang menjual gelang kain yang penghasilannya akan di sumbangkan ke daerah yang terdampak bencana alam juga sekalian membantu usaha kecil yang memproduksi gelang tersebut.

Lalu Kenny jatuh hati pada pandangan pertama, ingat, jatuh hati bukan jatuh cinta. Singkatnya Kenny mencintai Fidya dan meminta Fidya untuk membantunya mencintai Islam layaknya Kenny mencintai Fidya.

Kenny menjelaskan bahwa dia sudah tertarik dengan Islam sedari kecil. Dia sering mendengarkan suara adzan. Dia merasa aman jika berada didalam masjid dan dia menyukai itu.

Selain itu dengan dia belajar Islam, dia akhirnya memutuskan untuk berhenti berbisnis gelap nan haram. Tidak dijelaskan secara gamblang bisnis macam apa yang dilakukan Kenny. Tapi bisnis itu adalah judi bola online, terlihat dari kantornya yang tersembunyi dan dua temannya yang bekerja dibalik komputer serta keterangan polisi yang bilang "baik baik kau Kenny, biar cantik persepakbolaan kita ni".

Dengan motivasi dan alasan seperti itu cukup masuk akal kenapa Kenny tertarik belajar dan ingin memeluk agama Islam. Fidya hadir dihidupnya itu hanya kebetulan saja, lagian kalau saya diposisi Kenny bertemu dengan perempuan cantik, baik hati, dan sopan saya pasti tertarik padanya. Tapi pertanyaan muncul dibenak saya, kenapa baru sekarang? kenapa tidak dari kecil belajar agama Islam? itu selang waktunya lama banget. Pertanyaan tadi tidak terjawab difilm ini, kalaupun terjawab tolong kasih tau saya.

FILM RELIGI YANG TIDAK MENGGURUI

Baik dari sisi perspektif agama Hindu dan Islam, tidak saling menyalahkan atau menggurui mana yang benar mana yang salah. Agama Islam mengajarkan kebaikan, begitu pula dengan Hindu. Semua itu disajikan rapi pada pola pikir karakter yang sudah dewasa.

Tidak banyak ajaran ajaran tentang agama Islam yang disinggung. Namun lebih menonjolkan karakter atau sikap seorang muslim sejati. Seperti Fidya dan Fahri yang membantu Kenny belajar Islam. Sudah sepantasnya jika ada orang non muslim ingin belajar agama Islam, kita sebagai orang muslim harus membantunya menemukan jati diri bahwa Islam adalah agama yang terbaik untuk di pangku. 

Bahkan diakhir film yang tidak saya duga - duga, ayah Fidya lah yang membantu mengucapkan syahadat kepada Kenny di akhir nafasnya. Sungguh mengharukan sekaligus dark.

Yup, film ini diakhiri dengan ending yang tidak bahagia. Saya tidak menyangka hal itu akan ada di film ini haha, mengingat betapa cocoknya kedua karakter Fidya dan Kenny jika menjadi satu pasangan. Well done pak Deni Pusung dan jajaran penulis film ini.

KESIMPULAN

Disamping akting beberapa pemain pembantu yang biasa aja cenderung membosankan malah. Film Ajari Aku Islam menyajikan keindahan viusal gambar dari dua budaya yang berbeda dengan Fidya dan Kenny sebagai ikonnya. 

Keluhan saya pada film ini akan terasa pada audionya ketika adegan di jalanan, suara lalu lalang kendaraan terdengar sangat jelas dan menggangu dialog pemain. Dan saya masih geli pada karakter Chelsea Tan, hih.

Ajari Aku Islam cocok menemani ngabuburit kalian, bisa dinikmati secara srteaming di Iflix dan siapkan saja tissu karena film ini mengandung bawang.


Posting Komentar untuk "Review Film Ajari Aku Islam (2019)"