Review Eps. 3 Ustad Milenial


Ustad Milenial merupakan serial drama religi karya Eko Kristianto yang disutradarai oleh Hestu Saputra sudah berjalan (sampai review ini di update) 4 episode.

Episode 3 kali ini dimeriahkan oleh Prilly Latuconsina, Arbani Yasiz, Yoriko Angeline, Endy Arfian, Hanggini dan Umay Shahab serta Whani Hari Darmawan, Budi Settiyanto, Dony Alamsyah dan Cut mini.

Serial produksi im-a-gin-e ini memiliki total 20 episode kedepannya dengan durasi ±40 menit. Dan ulasan ini mengandung bocoran alias spoiler.

SINOPSIS

Melanjutkan kisah sebelumnya di episode 2, dimana Timbo pulang ke Indonesia dari Amerika setelah mendengar kabar kematian Muhammad (ayah Ahmad) dan bertemu dengan Ahmad, Ibrahim, dan ibu. Kemudian ibu pergi masuk ke rumah setelah melihat Tagor.

Ahmad dan Ibrahim kedatangan tamu spesial yakni sahabatnya sendiri Timbo, yang telah lama tidak berjumpa dikarenakan Timbo pindah ke Amerika.

Berkunjungnya Timbo ke workshop membuat ibu Ahmad khawatir. Juga mengungkapkan bahwa Timbo menyukai Kiya, dengan begitu konflik cinta segitiga Kiya, Ahmad dan Timbo perlahan dimulai disini.

Baca juga : Review Episode 1 Ustad Milenial

DETAIL CERITA

Episode 3 diawali dengan adegan kilas balik waktu mereka kecil Ahmad, Ibrahim, Timbo, Khadijah, dan Aisyah. Di dalam workshop, mereka sedang makan, berbincang, bercanda. Sambil diperlihatkan sedikit ketertarikan antara Timbo dengan Khadijah dan Khadijah dengan Ahmad.

Kemudian scene berpindah ke ayah Ibrahim Lukman, dengan kondisi yang masih sehat. Terlihat Lukman sedang marah kepada Tagor dan tidak ingin melihatnya lagi. Tagor keluar dari workshop tidak memperdulikan kata-kata Lukman. 

Pindah kedalam kantor, disana ada Muhammad (ayah Ahmad) membuka berangkas kecil yang kosong. Mereka sepertinya sedang menghadapi satu masalah yang besar. Apakah berangkas itu berisikan uang lalu diambil oleh Tagor? Saya rasa tidak. Ceritanya masih misteri dan tidak mungkin sesimple itu. Saya rasa terdapat konflik dari dalam, mungkin perbedaan pendapat dan mereka sudah tidak sejalan lagi.

Dan episode 3 pun dimulai. Intro nya saya skip. Lanjut detail cerita berikutnya.

Ahmad, Ibrahim dan ibu hendak pergi mengantarkan makanan ke Lukman. Tiba-tiba satu mobil berhenti di depan mereka, ternyata itu adalah Timbo dan ayahnya yang pulang dari Amerika ke Indonesia.

Ketika Ibu melihat Tagor, ibu langsung bergegas masuk ke rumah. Reaksi Tagor seperti sudah menduga hal itu akan terjadi. Tagor bilang, Timbo ke Indonesia karena mendengar kabar kematian Muhammad dan mengucapkan bela sungkawa kepada Ahmad.

Lalu Timbo dan ayahnya pergi, disusul Ibrahim pulang. Ahmad masuk menemui ibunya menanyakan kenapa dia tidak menyapanya? atau menyapa Timbo. Mengingat keluarga mereka telah berbuat baik kepada Ahmad. Ibu menjawab "Orang baik bisa berubah kapanpun".

Apa yang dilakukan Tagor dimasa lalu jelas berdampak pada workshop dan memperngaruhi hubungan kekeluargaan mereka. Apakah keluarga Tagor yang menyebabkan workshop bangkrut? Yang jelas di episode ini masih belum terjawab apa yang sebenarnya terjadi.

Kemudian adegan berpindah ke workshop, Timbo mengunjungi workshop dan bertemu dengan pak Daru dan Khadijah. Setelah sekian lama meninggalkan Indonesia, sepertinya dia tidak menemukan perempuan disana dan tetap menyukai Khadijah.

Khadijah dan Timbo saling sapa lalu membawa Timbo kedalam ruangan. Kemudian datanglah Ahmad dan Ibrahim mereka hendak membicarakan utang yang belum terbayar.

Ibrahim hadir membawa solusi, dengan mengikuti sebuah proyek bernilai 500 juta rupiah namun agar berhasil, mau gak mau harus membayar 50 juta alias menyogok. Jelas Ahmad tidak akan setuju dengan cara seperti itu, karena tidak sejalan dengan ajaran agama Islam. Perdebatan mereka diakhiri ketika Ahmad mendengar Azan.

Scene berpindah ke mushola diamana Ahmad dan Khadijah melakukan shalat, tentu tidak berjamaah. Scene ini cukup penting ditampilkan karena kita dikasih tahu bahwa Kiya makin kesini makin suka kepada Ahmad.

Kemudian Timbo mengajak Kiya untuk pergi makan malam, namun tak disangka kakaknya ingin ikut juga. Percobaan yang bagus namun kurang beruntung yang telah dilakukan Timbo kepada Kiya.

Selama mereka bertiga makan, kita diperlihatkan kedekatan Ahmad dan Susan. Susan yang sedang berada didekat masjid kebetulan bertemu dengan Ahmad. Yaa walaupun terasa memaksa tapi oke lah. Ketika bertemu mereka sempat-sempatnya melakukan adegan mainstream sang puteri jatuh lalu ditangkap oleh pangeran tampan. Untung saja mereka bertatapannya tidak ngaret. Masih bisa saya maafkan.

Susan disana sedang membantu anak-anak sedangkan Ahmad hendak melaksanakan shalat. Scene umat musilim sedang shalat dimasijid ini diambil dan diolah dengan bagus dan indah.

Setelah shalat, Ahmad menghampiri Susan yang sedang menunggu Ahmad dan berniat ke rumahnya untuk mengerjakan tugas bareng Aisyah. Mereka berbincang betapa indahnya melihat umat muslim melaksanakan kewajibannya. Selain itu mengungkapkan bahwa gerakan-gerakan shalat bermanfaat bagi tubuh. 

Sebelum pulang mereka menyempatkan diri untuk makan terlebih dahulu. Di scene ini kita jadi tahu bahwa Susan ternyata non muslim, reaksi Ahmad terlihat sedikit terkejut karena tidak menyangka dia berdo'a, melakukan gerakan layaknya umat kristen berdo'a.

Adegan berpindah ke keluarga Baim. Kiya sedang menyuapi ayahnya makan malam sembari bercerita mengenai kedatangan Timbo dan ayahnya dari Amerika. Mendengar hal itu ayah Kiya langsung kehilangan nafsu makannya, ia sepertinya hendak memberi tahu sesuatu namun di potong atau diinterupsi oleh Kiya yang menganggapnya ingin tidur.

Scene ini menambah penasaran apa yang sebenarnya keluarga Timbo lakukan pada Maemunah dan Lukman. Apakah kelumpuhan yang dialami Lukman disebabkan oleh mereka?

Keesokan harinya Ahmad, Ibrahim dan Timbo di workshop mereka memasuki ruangan bernama show room mengenang masa kecil mereka yang sering bermain disana. Scene ini menunjukkan kedekatan mereka memang erat dari dulu. Namun waktu itu kan masih anak-anak, masih belum ada masalah dan beban pikiran.

Lalu Timbo memasuki ruangan kantor hendak mengajak Kiya untuk makan siang di warung bu Samsul. Disana ada Kiya yang sedang tertidur di meja kerja. Dalam kesempatan itu Timbo mengambil satu buah kartu nama kontak Kiya. Lalu Kiya terbangun dan bersedia makan siang bersamanya.

Scene pindah ke rumah Baim, disini ada Lukman dan Maemunah yang membawa makan siang. Mereka berbicara mengenai hal yang sama, yaitu betapa meresahkannya Timbo bergaul dan main ke workshop. Dan Maemunah hendak memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi.

Scene ini menyinggung Timbo, bukan ayahnya. Tapi sudah pasti ada sangkut paut dengan Tagor. Entahlah, yang jelas apa yang terjadi dahulu sungguh memilukan hingga membuat Maemunah tidak menyukai mereka.

Kemudian melanjutkan scene Timbo dan Kiya yang sedang menyantap makan siang mereka. Disini Timbo menanyakan keadaan Kiya yang terlihat kelelahan hingga tertidur dikantor. Kiya membalas dengan santai mengingat dia mengurusi bagian keuangan di workshop nya.

Lalu Kiya menanyakan tentang bagaimana jika membayar hutang namun uang itu didapatkan dari hasil meminjam?. Yang jelas Timbo menjawab bahwa metode gali lobang tutup lobang itu kurang efektif jika digunakan untuk membayar utang, kecuali digunakan sebagai modal untuk usaha.

Beban pikiran yang terpancar dari wajah Kiya dan curhat mengenai hutang, Timbo mulai mencurigai sedang ada masalah di workshop.

Selanjutnya adegan berpindah ke Aisyah yang terlihat senang sedang mengerjakan sesuatu. Hingga ibunya pulang dan memberi tahu bahwa ada yang memesan mangut lele nya ibu Maemunah. Ternyata orang yang memesan makanan tersebut adalah Timbo. Mendengar itu ibu Aisyah merubah raut wajahnya dengan sedikit kecewa. Kontras dengan Aisyah yang senang dan gembira. Scene ini menunjukan bahwa Aisyah memiliki ketertarikan kepada Timbo.

Keesokan harinya, Timbo membawa makan siang untuk diberikan kepada Kiya. Namun dia mendapati Kiya sedang menatap Ahmad yang tengah tertidur di meja kantor. Kiya memuji kegantengan Ahmad ketika tertidur. Saya tidak menduga scene ini akan hadir. Sungguh menyesakkan bagi Timbo. Dan episode 3 pun selesai.

Pict : IG @hestu_saputra

ULASAN

Episode 3 ini merupakan ulasan yang terakhir, hingga satu season telah rilis dan selesai, baru nanti kedepannya akan saya ulas lagi (edisi season 1). Karena cukup 3 episode saja, kita bisa mengenal konflik dan masalah yang mulai muncul ke permukaan. Tinggal kalian para penonton yang menikmati sisanya. Agar experience yang ditujukan serial ini akan tersampaikan dan dirasakan kepada penonton dengan baik.

3 episode ini menunjukkan secara jelas formula seperti apa yang digunakan. Disetiap episode, pasti akan mengangkat satu atau dua isu ajaran agama Islam. Dan akan dislesaikan di episode itu juga. Lalu konflik masa lalu antara orang tua Ahmad, Ibrahim dan Timbo. Dan konflik mengenai cinta segitiga antara Ahmad dan Timbo dengan Kiya.

Sejauh ini pendapat saya untuk serial Ustad Milenial tidak berubah, masih sama dengan ulasan sebelumnya. Mulai dari akting, set tempat, visual hingga audio nya di sajikan dengan baik.

Baca juga : Review Episode 2 Ustad Milenial

Namun penampilan Endy cukup menarik perhatian karena selain kemampuan aktingnya yang sudah keren namun harus ditangani oleh sutradara yang tepat juga tentunya. Saya melihat Endy melakukan banyak improvisasi yang berlebihan, imbasnya eksistensi karakternya masih abu-abu. Terkadang sikapnya dewasa kadang terlihat seperti anak kecil.

Juga pemilihan pemain untuk peran Ahmad dan kawan-kawan waktu kecil yang kurang cocok. Jika dibandingkan antara cast utama karakter dewasa dengan karakter (masih) anak-anak, penampilan diantara mereka tidak ada yang mirip dengan pemain yang dewasa, terutama kemiripan wajah. Namun saya akui mereka sudah bermain peran dengan baik.


Posting Komentar untuk "Review Eps. 3 Ustad Milenial"